Sebagai wujud kontribusi terhadap program pemerintah terkait konversi kompor gas ke kompor induksi, Pusat Kajian Pengembangan Teknologi dan Kolaborasi Industri (PKPTKI) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) berperan dalam proses sosialisasi, edukasi, pendataan, pendampingan sekaligus memberikan informasi sebagai dukungan masyarakat penerima manfaat untuk mengikuti kegiatan lomba memasak di Surakarta. Pilot Project ini diinisiasi oleh PT PLN (Persero) dan bertujuan untuk mendukung proses peralihan penggunaan energi impor menjadi energi dalam negeri dengan mengurangi impor gas LPG melalui kegiatan lomba memasak. Tim PLN mengadakan Lomba Memasak Pakai Kompor Induksi di setiap 5 Kecamatan Surakarta yaitu Kec. Jebres, Kec. Banjarsari, Kec. Pasar Kliwon, Kec. Laweyan, dan Kec. Serengan. Di setiap Kecamatan terdapat 3 pemenang lomba yaitu Juara 1 mendapatkan uang tunai Rp 1.000.000,- dan peralatan memasak, Juara 2 mendapatakan uang tunai Rp 750.000,- dan peralatan memasak, sedangkan Juara 3 mendapatkan uang tunai Rp 500.000,- dan peralatan memasak. Masyarakat KPM yang mengikuti Lomba Memasak di setiap kecamatan mereka masing-masing terlihat sangat antusias serta semangat untuk membuat masakan dengan kompor induksi dan menghasilkan masakan yang semenarik mungkin dan cepat tentunya. Dengan adanya kegiatan tersebut masyarakat KPM tentunya makin semangat untuk menggunakan kompor induksi agar lebih terampil lagi menggunakannya dan karena kompor induksi ini juga ramah lingkungan dan memasak lebih cepat dan irit.
Event “Electrifying Lifestyle” dalam Program Pilot Project Konversi Kompor Gas ke Kompor Induksi di Car Free Day Surakarta
Car Free Day,Solo – Gencarkan electrifying lifestyle dalam program Pilot Project konversi kompor gas ke kompor induksi merupakan kerja sama PLN Surakarta dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS). Pusat Kajian Pengembangan Teknologi dan Kolaborasi Industri (PKPTKI) LPPM UNS ditunjuk sebagai tim pelaksana proyek tersebut dengan mengenalkan kompor induksi kepada masyarakat, khususnya di Surakarta. Upaya Tim PLN salah satunya dengan membuka gerai layanan kompor induksi di ajang rutin mingguan Car Free Day (CFD) Surakarta, Minggu (11/09/2022). Electrifying Lifestyle merupakan sebuah gerakan yang mengajak masyarakat untuk mengaplikasikan gaya hidup baru dengan menggunakan peralatan serba elektrik, yang bebas emisi dan ramah lingkungan. Salah satunya yaitu kompor induksi. Ibu Besar, salah satu pengunjung dari Kota Surakarta yang turut hadir di gerai layanan PLN menceritakan pengalamannya saat menggunakan kompor induksi dan merupakan keluarga penerima manfaat kompor induksi. “Lebih aman, cepat, praktis, hemat ya! Kita bisa atur waktu dan suhu sendiri, sesuai kebutuhan kita. Dan bisa disambi dengan kegiatan lainnya, lalu otomatis kompor akan mati sendiri,” jelas Ibu Besar. Sementara itu, Ibu Fitri, pengunjung di gerai layanan PLN juga menceritakan mengenai pengalaman memasak menggunakan kompor induksi dan Ibu Fitri berharap dengan adanya kegiatan ini, masyarakat juga akan semakin mengetahui kemudahan memasak dengan kompor induksi. “Penggunaan kompor induksi jauh lebih praktis, lebih aman dan lebih cepat panas karena kompor induksi ini hanya menghasilkan panas saja tidak ada unsur api. Jadi tingkat keamanannya lebih tinggi jika ada anak-anak di rumah sehingga tidak perlu khawatir lagi. Kompor induksi ini juga lebih mudah untuk dibersihkan dengan menggunakan tisu basah sudah bersih kembali”, jelas Ibu Fitri. Untuk semakin mensosialisasikan kompor induksi ke warga masyarakat Surakarta, pada acara CFD tersebut diadakan demo memasak dengan kompor induksi, yang diawali dengan kegiatan Zumba bersama masyarakat Kota Surakarta dengan instruktur zumba Zin Devi.
Workshop “Metodologi Pengabdian Masyarakat dengan Kolaborasi Industri” dengan Akademi Komunitas Tekstil Surakarta di The Sunan Hotel Solo
Pada tanggal Sabtu, 3 September 2022 Ketua Pusdi Pusat Kajian dan Pengembangan Teknologi dan Kolaborasi Industri (PKPTKI) UNS Dr. Retno Wulan Damayanti, S.T., M.T. mengisi acara workshop Pengabdian Masyarakat dengan Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta (AK-Tekstil Solo) di The Sunan Hotel Solo dengan tema “Membangun atau Tahapan Metodologi Pengabdian Masyarakat dengan Kolaborasi Industri”. Dalam kegiatan workshop tersebut terdapat tahapan-tahapan kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Pada acara workshop tersebut juga dilakukan sharing mengenai pengalaman dari Pusdi PKPTKI UNS dalam menyelenggarakan pengabdian masyarakat dengan melibatkan industri yang berkelanjutan dan komprehensif. Selain kegiatan tersebut dilakukan juga pemberian materi mengenai contoh-contoh laporan dan juga publikasi yang berkaitan dengan pengabdian masyarakat.
Pendampingan Masyarakat Penerima Manfaat dalam Program Pilot Project Konversi Kompor Gas ke Kompor Induksi di Surakarta
Tim Pusat Kajian Pengembangan Teknologi dan Kolaborasi Industri (PKPTKI) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) melakukan pendampingan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang telah menerima bantuan kompor induksi gratis dari PLN. Program pendampingan yang dilakukan tim PKPTKI LPPM UNS dilakukan mulai pada tanggal 9 Agustus 2022. Aktivitas pendampingan yang dilakukan oleh tim PKPTKI LPPM UNS antara lain dengan mengirimkan video Youtube tentang operasional kompor induksi, memandu KPM untuk operasional kompor induksi via telepon dan WhatsApp (WA), serta berkunjung ke rumah KPM untuk pendampingan secara langsung. Program pendampingan ini bertujuan agar KPM memahami bagaimana cara menggunakan kompor induksi secara tepat, serta membantu KPM untuk menyelesaikan masalah yang dialami selama menggunakan kompor induksi. Masyarakat penerima manfaat kompor induksi memberikan tanggapan yang positif terhadap pendampingan yang dilakukan Tim PKPTKI LPPM UNS. Pendampingan dilakukan secara online dan offline agar lebih efektif dan efisien. Masyarakat yang sudah mengerti dengan baik penggunaan kompor induksi menyatakan sangat senang dan berterima kasih dengan bantuan kompor induksi gratis. Kompor induksi cukup mudah dioperasikan dan membantu aktivitas memasak menjadi lebih aman dengan adanya fitur timer, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir ketika lupa mematikan kompor. Tim PKPTKI LPPM UNS juga memberikan video operasional kompor induksi untuk membantu penerima manfaat dalam mengoperasikan kompor induksi secara mandiri. Pendampingan secara offline dilakukan kepada KPM yang tidak memiliki Handphone dan membutuhkan penjelasan secara langsung. Tim PKPTKI UNS memberikan penjelasan secara lebih detail mengenai fungsi dari fitur kompor induksi, kemudian KPM praktik memasak secara langsung dengan arahan Tim PKPTKI UNS. Masyarakat penerima manfaat mencoba fitur menggoreng, memanggang, merebus dan mengukus dengan antusias dan tidak sungkan untuk bertanya kepada Tim PKPTKI LPPM UNS jika masih belum memahami fungsi fitur kompor induksi. Bahan yang digunakan untuk latihan memasak disediakan oleh Tim PKPTKI LPPM UNS yaitu berupa telur, roti, sosis, serta minyak goreng. Tim PKPTKI LPPM UNS juga menjelaskan mengenai penggunaan magnet yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah peralatan masak dapat menunjang kompor induksi. Penjelasan mengenai magnet dilakukan dengan tujuan agar KPM lebih dapat mengenali bahan peralatan masak yang sesuai untuk kompor induksi dan tidak salah membeli peralatan masak. Ibu Maryam, warga kelurahan Mojo mengatakan penggunaan kompor induksi tidak terlalu sulit jika sudah mencoba secara langsung dan merasa sangat terbantu dengan adanya pendampingan secara langsung. Selain pendampingan mengenai operasional kompor induksi oleh Tim PKPTKI LPPM UNS, pendampingan untuk masalah kelistrikan juga dilakukan oleh Tim PLN. Program pendampingan masyarakat penerima manfaat dilakukan dengan kolaborasi antara Tim UNS dan Tim PKPTKI PLN. Laporan masalah kelistrikan dari KPM direkap oleh Tim Data PKPTKI LPPM UNS untuk kemudian diteruskan kepada Tim PLN melalui WA Group kecamatan agar dapat ditangani secepatnya. Masyarakat penerima manfaat merasa sangat terbantu dengan program pendampingan ini karena bisa mewadahi keluhan secara responsif, sehingga kompor induksi dapat digunakan dengan baik. Program pendampingan ini ditargetkan kepada 1000 KPM agar keresahan maupun kendala ketika menggunakan kompor induksi dapat ditangani secara cepat dan tepat.
Pilot Project Konversi Kompor Gas ke Kompor Induksi di Surakarta
Sebagai wujud kontribusi terhadap program pemerintah terkait konversi kompor gas ke kompor induksi, Pusat Kajian Pengembangan Teknologi dan Kolaborasi Industri (PKPTKI) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) berperan dalam proses sosialisasi, edukasi, pendataan, dan pendampingan masyarakat penerima manfaat di Surakarta. Pilot project ini diinisiasi oleh PT PLN (Persero) dan bertujuan untuk mendukung proses peralihan penggunaan energi impor menjadi energi dalam negeri dengan mengurangi impor gas LPG. Program ini menyasar 1000 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Konversi Kompor Gas ke Kompor Induksi dengan golongan daya listrik 450 VA dan 900 VA. Sebagai langkah verifikasi data calon penerima manfaat, pihak PKPTKI UNS melakukan survey awal dengan secara langsung mendatangi calon penerima manfaat yang tersebar di 42 kelurahan di wilayah Surakarta. Pelaksanaan survey bersamaan dengan upaya edukasi manfaat dan kegunaan kompor induksi pada masyarakat serta memastikan kesediaan calon penerima manfaat untuk berpartisipasi dalam program. Proses ini berhasil dijalankan sepanjang bulan Juli dengan menjangkau total 1059 KPM. Program ini disambut dengan antusias oleh para penerima manfaat. Selain menerima bantuan kompor induksi secara gratis, penerima bantuan juga memperoleh peralatan masak berupa panci dan penggorengan khusus kompor induksi. Instalasi peningkatan daya listrik menjadi 2200 Watt juga ditangani secara langsung dan gratis oleh pihak PT PLN (Persero). Penyerahan kompor induksi oleh PT PLN (Persero) dilakukan secara bertahap. Hingga awal Agustus 2022, total terdapat 232 KPM yang telah menerima bantuan kompor induksi. Guna memastikan bahwa kompor induksi dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh penerima manfaat, PKPTKI UNS mengambil langkah tambahan untuk melakukan pendampingan baik secara offline maupun online. Pendampingan secara offline dilakukan melalui kunjungan langsung ke lokasi KPM. Sedangkan pendampingan secara online dimaksimalkan melalui Whatsapp dan telepon. Tim PKPTKI UNS juga menyediakan video operasional kompor induksi untuk membantu penerima manfaat dalam mengoperasikan kompor induksi secara mandiri. Mahani, warga Kelurahan Mojo, sebagai salah satu penerima bantuan mengungkapkan rasa syukurnya saat proses pendampingan berlangsung. “Terima kasih buat Tim Surveyor LPPM UNS. Saya sangat berterima kasih mendapatkan kompor induksi dan telah saya gunakan buat goreng dan masak sayur. Kendalanya nggak ada, bagus, jadi nggak bingung beli gas. Alhamdulillah saya sangat bersyukur,” ujar Mahani.Keberhasilan penggunaan kompor induksi juga disampaikan oleh Hentoro, warga Kelurahan Manahan. “Alhamdulillah pagi ini sudah saya coba, tidak ada kendala. Listrik aman tidak turun saya pakai TV sama air. Terima kasih buat pemerintah, PLN, beserta jajarannya atas pilot project konversi energi listrik. Semoga berhasil dan bermanfaat bagi masyarakat,” tutur Hentoro.
Program Kemitraan Masyarakat Grup Riset CRiMS (Center for Research and Manufacturing Systems) Sosilisasi, Pelatihan dan Pendampingan Digitalisasi Sistem Persediaan Bahan Baku dan Penjadwalan Karyawan di Industri Furniture Serenan UD Mella Kreasi
UD Mella Kreasi merupakan Industri Kecil Menengah (IKM) Furniture dan Handycraft, berlokasi di Serenan Klaten, yang memproduksi mebel dengan menggunakan bahan dasar dari berbagai macam kayu seperti kayu jati, kayu mahoni, dan produk kerajinan dengan pelepah pisang, rotan, dan kerajinan halus. Adanya Pandemic Covid-19 yang berdampak global pada berbagai sektor industri, juga berimplikasi pada IKM furnitur kayu, UD Mella Kreasi. Saat terjadi Pandemik, permintaan pasar UD Mella Kreasi mengalami penurunan yang signifikan, yang berimplikasi pada turunnya aktivitas produksi furniture dan kerajinan. Untuk mempertahankan bisnis dan industri, UD Mella Kreasi melakukan kebijakan efisiensi tenaga kerja, dengan mengurangi jumlah karyawan guna menekan biaya operasional yang harus dikeluarkan. Seiring dengan kondisi pandemik yang berangsur-angsur membaik, mulai akhir tahun 2021 tingkat permintaan pasar UD Mella Kreasi sedikit demi sedikit kembali menunjukkan kenaikan 5 % hingga 10 %. Namun demikian, untuk menormalkan dan menstabilkan kondisi finansial, UD Mella Kreasi belum dimungkinkan menambah karyawan kembali. Berdasarkan observasi awal, pihak manajemen UD Mella kreasi memaparkan masalah berkaitan dengan pengelolaan persediaan bahan baku, karena memang saat ini belum tersedianya karyawan khusus yang mengelola bagian tersebut. Untuk sementara pengelolaan tersebut dilakukan secara paralel oleh karyawan produksi dibantu karyawan segala bidang (diistilahkan dengan “karyawan serabutan”). Namun hal ini beberapa kali menimbulkan ketidaksinkronan pekerjaan, jumlah persediaan dan produksi. Beberapa penyebabnya antara lain sistem pengelolaan bahan baku yang kurang terstruktur, pencatatan manual yang rawan hilang, hingga beban kerja karyawan di UD Mella Kreasi yang terindikasi kurang seimbang. Berangkat dari problem tersebut, Grup Riset Center for Research in Manufacturing System (CRiMS) Teknik Industri UNS bersama dengan Tim Proyek Perancangan Terpadu 2021 melakukan eksplorasi lebih jauh untuk menganalisis permasalahan dan mengidentifikasi solusi dalam rangka mendukung IKM UD Mella Kreasi. Hasil diskusi dengan pemilik sekaligus manajemen UD Mella Kreasi mengkerucutkan pada solusi digitalisasi sistem persediaan serta manajemen penjadwalan karyawan. Sistem persediaan yang akan diimplementasikan di UD Mella Kreasi adalah aplikasi AirTable cloud, yaitu software open-source yang potensial dipergunakan sebagai sistem pencatatan persediaan berbasis cloud computing. Software ini dipilih dengan pertimbangan, tidak berbayar, tidak memerlukan investasi hardware memori, dan penggunaannya cukup sederhana sehingga sumber daya manusia di IKM mitra cukup mampu mengoperasionalkannya. Untuk mengimplementasikan software tersebut, tim PKM sekaligus memperbaiki prosedur operasi (SOP) pengelolaan persediaan bahan baku di UD Mella Kreasi. Hal ini akan berimplikasi pada penataan waktu/jadwal karyawan yang mempertimbangkan keseimbangan beban kerja. Untuk mencapai target tersebut, PKM diawali dengan kegiatan sosialisasi aplikasi AirTable cloud, sosialisasi SOP manajemen persediaan, serta pemberian usulan jadwal karyawan. Kegiatan ditindakkanjuti dengan pemberian pelatihan dan pendampingan karyawan administrasi serta manajemen UD Mella Kreasi untuk mengimplementasikan solusi- solusi tim PKM. Aplikasi AirTable software telah terimplementasi di UD Mella Kreasi selama kurang lebih 1 bulan. Selama proses tersebut telah diterapkan prosedur (SOP) baru untuk manajemen persediaan bahan baku. Selama penerapan SOP baru tersebut, tim PKM juga telah memberikan masukan berkaitan dengan manajemen penjadwalan karyawan. Hal ini karena proses di gudang bahan baku telah teratasi oleh administrasi UD Mella Kreasi dengan AirTable software, sehingga lebih terstruktur, dan karyawan produksi tidak perlu lagi diperbantukan di gudang persediaan untuk menata, mencari, dan menstrukturkan kayu, rotan, dan bahan baku furniture yang lain. Selain itu, manajemen penjadwalan ini juga telah memilah dan mengakomodasi struktur jadwal berdasarkan kelompok usia karyawan, dengan tujuan meminimalkan beban kerja fisiologis dan psikologis berlebih (diatas standar)
Demo Memasak PLN dan PKPTKI Menggunakan Kompor Induksi
PLN mempraktikkan cara pengaplikasian kompor induksi dalam acara Demo Memasak PEACE-MAN (Praktis, Ekonomis, Aman, Cepat, dan Nyaman) di kalurahan Manahan dalam rangkaian kegiatan Sosialisasi Pilot Project 1000 kompor induksi untuk warga masyarakat Surakarta. Kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal 14 Maret 2022, di aula Kalurahan Manahan. Acara ini dibuka oleh kepala kalurahan Manahan Bapak Jarno. Selain jajaran tim PLN Jateng & DIY serta tim PLN Solo, Pusat Kajian Pengembangan Teknologi dan Kolaborasi Industri (PKPTKI) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) juga turut berpartisipasi pada kegiatan tersebut, yang diwakili oleh kepala pusat studi PKPTKI Dr.Retno Wulan Damayanti, ST.,MT. Kegiatan tersebut mendemokan bagaimana mempergunakan kompor induksi untuk memasak aneka makanan antara lain menggoreng French fries, sosis, dan baso. Selain praktik menggoreng, tim sosialisasi juga mendemokan cara membersihkan kompor tersebut dari minyak yang tercecer. Kegiatan tersebut memiliki target: Mensosialisasikan penggunaan kompor induksi PLN dengan slogan PEACE-MAN (Praktis, Ekonomis, Aman, Cepat, dan Nyaman) kepada perwakilan warga masyarakat Surakarta. Mendemokan cara aplikasi kompor induksi PLN untuk aktivitas memasak skala rumah tangga. Mendemokan cara merawat dan membersihkan kompor induksi PLN setelah dipergunakan untuk memasak.
PLN menggandeng PKPTKI LPPM UNS sebagai mitra dalam Pilot Project 1000 Kompor Induksi untuk Warga Solo
Menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memerintahkan agar program transisi energi dijalankan, seperti penggunaan kendaraan listrik dan kompor induksi, maka PT PLN (Persero) siap mengawal dan mendukung program konversi atau pengalihan kompor berbasis energi Gas ke energi listrik di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Program konversi ini bertujuan menekan impor gas, meningkatkan demand (konsumsi) listrik, memangkas defisit neraca perdagangan serta sebagai alternatif penyelesaian agar subsidi energi menjadi tepat sasaran (https://www.jatengnews.id/pln-jadikan-kota-solo-pilot-project-program-seribu-kompor-induksi/; https://www.solopos.com/kota-solo-jadi-pilot-project-pln-tebar-promo-nyaman-kompor-induksi-1272306) Untuk Jawa Tengah, Kota Surakarta dipilih sebagai lokasi pilot project dari program konversi tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut, PT PLN menggandeng Pusat Kajian Pengembangan Teknologi dan Kolaborasi Industri (PKPTKI) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) sebagai entitas Pendidikan Tinggi untuk mendukung sosialisasi dan edukasi masyarakat Surakarta tentang program ini. Pada rangkaian kegiatan pertama, yaitu tahapan inisiasi, diawali dengan sosialisasi kepada para pimpinan kalurahan dan kecamatan di kota Surakarta tentang program konversi kompor induksi tersebut. Acara ini diselenggarakan pada hari Senin, 14 Maret 2022 di aula Kalurahan Manahan. Kegiatan tersebut dihadiri oleh perwakilan PT.PLN Jateng & DIY, yaitu Bapak M. Irwansyah Putra beserta jajarannya; PT.PLN Solo yaitu Bapak Joko Hadi Widayat dan jajarannya; Dinas Perumahan Kawasan Permukiman kota Solo Bapak Saryanto; Ketua Pusat Studi PKPTKI LPPM UNS Dr.Retno Wulan Damayanti, ST.,MT dan tim; serta para lurah dan camat dari Kota Surakarta. Pada acara tersebut dipaparkan keunggulan kompor induksi dibandingkan kompor gas, yaitu lebih efisien, aman dan nyaman, sesuai dengan slogan PEACE-MAN (Praktis, Ekonomis, Aman, Cepat dan Mantab) dari PT.PLN untuk program ini. Program ini akan ditindaklanjuti dengan pembagian 1000 kompor induksi gratis kepada warga pelanggan 450 VA dan 900 VA subsidi yang disertai dengan promo instalasi listrik tambah daya. Pilot Project 1000 kompor induksi PLN ke masyarakat Surakarta memiliki target: Terdistribusinya 1000 kompor induksi PLN ke warga masyarakat secara tepat sasaran yaitu pelanggan 450 VA dan 900 VA subsidi di Surakarta. Warga masyarakat sasaran mengenal dan bisa mengaplikasikan kompor induksi untuk kebutuhan rumah tangga. Warga masyarakat sasaran memperoleh manfaat Praktis, Ekonomis, Aman, Cepat dan Mantab dari kompor induksi PLN. Teridentifikasinya perilaku penggunaan praktis dari warga masyarakat sasaran serta kebutuhan yang belum dapat diakomodir sebagai bahan evaluasi dan perbaikan program kompor induksi.
Industrial Engineering Conference
Teknik Industri-Fakultas Teknik UNS bekerja sama dengan Pusat Kajian Pengembangan Teknologi dan Kolaborasi Industri (PKPTKI) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat akan menyelenggarakan Seminar Nasional The 9th Industrial Engineering Conference (IDEC) dengan tema “Industrial, Innovation, and Infrastructure for Sustainable Development Goals (SDGs)” pada tanggal 23 -24 Juli 2022. Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan agenda global guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan (UNDP, 2016). SDGs berlaku secara universal sehingga seluruh negara termasuk Indonesia memiliki kewajiban moral untuk mencapai tujuan dan target SDGs (SDGs, 2017). SDGs dirancang dengan melibatkan seluruh aktor pembangunan, baik itu pemerintah, Civil Society Organization (CSO), sektor swasta, akademisi, dan entitas lainnya. Kurang lebih 8,5 juta warga di seluruh dunia berkontribusi terhadap tujuan dan target SDGs. Terdapat 17 target SDGs yang saling terintegrasi, artinya bahwa tindakan di suatu bidang akan mempengaruhi hasil di bidang lain, oleh karena itu perlu adanya keseimbangan pada seluruh bidang yang ada. Untuk mencapai SDGs, diperlukan kreativitas, pengetahuan, teknologi, dan sumber daya dari seluruh masyarakat (SDGs, 2017). Untuk menjawab beragam tantangan pencapaian SDGs, diperlukan sinergi serta kolaborasi yang seimbang dan harmonis antara pemerintah, akademisi, praktisi, dan masyarakat. Pada acara seminar nasional tersebut direncanakan akan dihadiri oleh tiga narasumber yaitu (1) Dr. (H.C.) Ir. Hi. Suharso Monoarfa (Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional); (2) Prof. Dr. Ir. Bambang Suhardi, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng (Dosen Teknik Industri UNS); (3) Hananto Aji (Direktur Operasi I di PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk). Acara tersebut direncanakan akan dibuka oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, S.H, M.IP. Para narasumber atau pembicara tersebut merepresentasikan empat pendukung SDGs yaitu pemerintah, akademisi, praktisi, dan masyarakat.
Program Satu Juta Kompor Induksi
Pada tanggal 22 Februari 2022, jajaran perwakilan Perusahaan Listrik Negara (PLN) Surakarta dan Propinsi Jawa Tengah melakukan penjajagan kerja sama dengan Pusat Kajian Pengembangan Teknologi dan Kolaborasi Industri (PKPTKI) LPPM UNS berkaitan dengan program Satu Juta Kompor Induksi. Program ini sebagai upaya Pemerintah untuk menginisiasi transformasi program pengalihan kompor berbasis energi import (LPG) ke kompor berbasis energi domestik (kompor listrik) atau yang lebih dikenal kompor induksi. Hal ini sebagai tindak lanjut arahan Kepala Negara Republik Indonesia, Presiden Joko Widodo dalam rangka program transisi energi. Dilansir dari https://web.pln.co.id/media/siaran-pers/2021/11/presiden-perintahkan-konversi-lpg-ke-kompor-induksi-pln-kami-sudah-siap, dinyatakan bahwa dari sisi penggunaan, kompor induksi lebih murah dibandingkan dengan kompor LPG. Hasil uji coba menunjukan, untuk memasak 1 liter air menggunakan kompor induksi 1.200 watt hanya memerlukan biaya sebesar Rp 158, sementara dengan kompor elpiji tabung 12 kilogram sekitar Rp 176. Sehingga dengan pola memasak rata-rata masyarakat di Indonesia, terjadi penghematan Rp 28.500,- dari biaya memasak setiap bulan. Dari sisi waktu memasak juga lebih hemat karena kompor induksi memungkinkan penyebaran panas yang lebih merata ketimbang kompor gas. Hal ini memungkinkan aktivitas memasak lebih cepat, sehingga hemat waktu. Waktu masak yang lebih cepat akan membuat kompor listrik lebih hemat penggunaan energi daripada gas. Dari sisi penghematan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan penggunaan induksi berpotensi memberikan penghematan Rp 60 triliun bagi negara. Inisiasi program ini di Surakarta direncanakan dengan melakukan pembagian kompor listrik gratis dan menaikkan daya listrik masyarakat dengan harga khusus. Pada program ini, PLN akan berkolaborasi dengan pemerintah kota Surakarta dan pihak perguruan tinggi, yang dalam hal ini adalah PKPTKI-LPPM UNS. Hal ini dilakukan karena program ini membutuhkan dukungan berbagai entitas, antara lain pemerintah pusat dan kota sebagai regulator, pihak akademisi sebagai penganalisis kelayakan dan keberlanjutan program, dan masyarakat itu sendiri sebagai target sasaran program konversi kompor induksi.